Apa Itu Komunitas TDA?
TDA meyakini bahwa dengan menumbuhkan semangat
berwirausaha, merupakan salah satu solusi konkret terhadap permasalahan ekonomi
bangsa.
Adalah sebuah komunitas bisnis yang bervisi menjadi
Tangan Di Atas atau menjadi pengusaha kaya yang gemar memberi kepada sesamanya.
Istilah kerennya adalah abundance atau enlightened millionaire.
Siapa yang bisa bergabung dengan TDA?
Bagaimana cara mewujudkannya?
Mereka yang sudah punya usaha, pebisnis pemula dan
mereka yang ingin belajar berwirausaha, boleh bergabung di TDA
Selain itu ada juga ciri khas yg lain dr TDA, apa
itu?
Ya, tentu saja dimulai dari kami sendiri. Dengan
semangat saling berbagi, saling mendukung dan bekerja sama dalam komunitas TDA.
Semua itu telah diwujudkan dalam beberapa kegiatannya.
Action oriented. Makanya seiring diplesetkan
menjadi Take Double Action.
TDA menghindari banyak melakukan diskusi dan
perdebatan yang tidak produktif.
Apakah TDA lembaga sosial?
Kami di TDA yakin bahwa dengan bersama-sama
segalanya akan lebih ringan. Keyakinan itu terbukti dengan kebersamaan ini kami
bisa melakukan hal yang tidak mungkin dilakukan secara sendiri-sendiri.
Kenapa sih para pengusaha pemula atau seperti kita
harus dengan komunitas?
Sudah berapa member TDA?
Dalam aktivitasnya, TDA adalah komunitas sosial,
non profit.
Tapi tujuannya adalah pragmatis yaitu agar para
membernya menjadi 100% TDA alias pengusaha kaya.
Pendiri TDA, Haji Alay bilang: di TDA kita harus
menjadi pengusaha yang kaya dan soleh, atau menjadi pengusaha soleh yang kaya.
Mau?
Sampai saat ini per Juni 2017 sudah mencapai 15.000
simpatisan, dengan 6000 lebih anggota terdaftar sejak didirikan tanggal 22
Januari 2006.
62 kota kalau di tambah banyumas, belum lagi kalau
pecah menjadi Cilacap, Purbalingga, Banjarnegara dll
Sampai tahun 2017, TDA telah hadir di 61 kota di
seluruh Indonesia dan di 4 negara manca, yakni TDA Singapura, TDA Hongkong, TDA
Mesir, dan TDA Australia.
Ada yg bertanya, bagaimana awal berdirinya TDA?
Agak panjang dan unik ceritanya.
Ini berawal dari sebuah blog yang ditulis oleh
salah satu pendiri TDA, yaitu Badroni Yuzirman
(http://www.roniyuzirman.blogspot.com/).
Isi blog tersebut menurut sebagian orang cenderung
memprovokasi pembacanya untuk menjadi pengusaha atau TDA.
Ada yg pernah baca?
Kemudian, dari para pembaca blog tersebut tercetus
ide untuk membuat pertemuan dalam bentuk talkshow dengan menghadirkan Haji Ali,
salah satu tokoh sukses yang sering diceritakan di blog tersebut.
Tanggal 12 Januari 2006 adalah tanggal diadakannya
talkshow tersebut yang dihadiri oleh sekitar 40 orang bertempat di Restoran
Sederhana Rawamangun, Jakarta Timur.
Mengikuti perkembangan jaman, milis tersebut sudah
tidak lagi ramai danberpindah ke media sosial seperti Twitter, FB, Instagram dan
lain2 termasuk instant messenger seperti WA dan Telegram.
Dari talkshow itulah diperkenalkan istilah Tangan
Di Atas yang diperluas tafsirnya menjadi pengusaha atau pedagang.
Para peserta kemudian ditantang untuk langsung take
action memulai bisnis.
Pada tanggal 1 Februari, seminggu setelah itu
dibukalah Moslem Fashion Area dengan para pengisi kiosnya 12 orang dari peserta
talkshow itu.
Untuk memperlancar komunikasi di antara para alumni
talkshow, maka dibuatlah sebuah mailing list untuk saling berkoordinasi
mengenai toko masing-masing dan membahas permasalahan bisnis.
Pada akhirnya mailing list itu kemudian dibuka
untuk umum dengan anggota mencapai ratusan orang.
0 komentar:
Posting Komentar