Selamat Datang di Blog Gue ... Selamat Menikmati Cerita - Cerita Gue ..... Ini Ceritaku ... Mana Ceritamu ...

1 Jul 2017

Mencari Pesan Moral Dari “Insya Allah Sah”



Setelah lama menunggu tayangnya film yang satu ini, akhirnya kesampaian juga untuk nonton. Nonton film yang satu memang butuh banyak perjuangan, perjuangan pertama dimulai dengan merayu istri untuk menemani nonton film ini, hingga perjuangan untuk bisa mendapatkan tiketnya.

Pemilihan waktu release dari film “Insya Allah Sah” memang sangat tepat. Memilih jadwal premiere di saat libur hari raya idhul Fitri adalah waktu yang tepat. Saat dimana seluruh keluarga memiliki kesempatan untuk bisa menonton film ini bersama.

Film yang berangkat dari adaptasi novel karya Achi TM ini mencoba memberikan sebuah hiburan yang sedikit berbeda dari beberapa film yang sudah ada. Terlebih pada saat yang sama juga release beberapa film lainnya, yang tentunya bisa menjadi kompetitor untuk meraih perhatian dari calon penonton bioskop.

Film “Insya Allah Sah” ini menceritakan tentang dilema dan permasalahan yang sedang dihadapi seorang wanita yang bernama Silvy (diperankan oleh Titi Kamal) . Pada saat akan dilamar oleh pasangannya, Dion (diperankan oleh Richard Kyle) mengalami sebuah musibah yang sangat tidak diinginkan, yaitu terjebak dalam lift di kantor Dion. Pada saat terjebak di dalam lift itulah Silvy dipertemukan dengan Raka (diperankan oleh Pandji Pragiwaksono), seorang pria eksentrik yang agamis. Pada saat ditempatkan dalam kondisi panik karena terjebak lift, secara tidak sengaja Silvy bernadzar untuk berubah menjadi seorang muslimah yang lebih baik apabila dia bisa terbebas dari musibah yang sedang dialaminya saat itu. Dia akan akan meninggalkan semua kebiasaan buruknya seperti minum minuman keras. Selain itu dia bernadzar untuk menjauhi semua larangan Allah serta menjalankan apa yang diperintahkan-Nya.

Berangkat dari nadzar Silvy inilah alur cerita film “Insya Allah Sah” mengalir. Silvy yang telah terbebas dari musibah terjebak dari lift, ternyata mengabaikan nadzar yang telah dia ucapkannya. Silvy menganggap nadzar yang dia ucapkan tidaklah terlalu penting, terlebih pada saat itu dia sedang dihadapkan pada kerumitan-kerumitan persiapan menjelang pernikahannya bersama sang kekasih, Dion. Melalui peran Raka, Silvy dicoba untuk diingatkan akan nadzarnya. Bagi seorang Raka, menepati nadzar sangatlah penting, karena ini akan dijadikan sebagai “catatan” bagi setiap hamba-Nya. Raka mengingatkan, bahwa Silvy akan mengalami banyak kesulitan apabila dia tidak menepati nadzarnya.

Peringatan dari Raka ini ternyata terbukti, Silvy mengalami berbagai musibah ketika dia sedang mempersiapkan pernikahannya. Mulai dari musibah dia tertipu oleh wedding organizer yang dipercaya untuk mempersiapkan pernikahannya hingga butiknya dibobol oleh perampok.

Setelah mengalami musibah beruntun ini, menjadikan Silvy mulai tersadar untuk menepati nadzar yang telah dia ucapkan. Silvy melalui bantuan Raka, mencoba menepati nadzar yang telah dia ucapkan.

Apabila kita melihat secara keseluruhan jalan cerita dari film “Insya Allah Sah” dan kemudian dibandingkan dengan novel aslinya, dapat dikatakan film ini masih banyak kekurangan di sana sini. Plot dan alur cerita yang coba disajikan oleh sang sutradara, Beny Setiawan terasa dangkal. Alur cerita yang disajikan terkesan anti-klimask, drama yang ditampilkan menjadi kurang menyentuh.

Secara subyektif saya menilai, pemilihan Richard Kyle sebagai Dion juga kurang tepat. Akting yang ditampilkan oleh Richard terasa hambar. Richard terkesan kaku dan kurang natural ketika memerankan Dion. Terlebih di film ini dia dipasangkan dengan seorang Titi Kamal yang kita tahu bagaimana akting dia dalam setiap film yang dibintanginya. Akting dari Richard ini menjadikan tidak dapat terbangunnya chemistry antara Dion dan Silvy.

Hal yang dapat “menolong” dari film ini adalah adanya dialog yang cerdas yang ditampilkan selama film berlangsung. Dialog-dialog dari seorang Raka yang sarat pesan moral di dalamnya. Untuk sebuah tontonan hiburan, film ini dapat dikatakan cukup menghibur. Scene-scene komedi yang ditampilkan selama film ini diputar mampu membuat seluruh penonton bioskop tertawa lepas. Ibarat sebuah “masakan”, “bumbu” komedi yang disajikan selama film terasa pas tidak berlebih-lebihan.

Penampilan Reza Rahardian dan Prily Latuconsina sebagai cameo dalam film ini sedikit memberi “warna” selama film ini berlangsung.

Terlepas dari semua penilaian di atas, film ini memberikan sebuah pesan moral yang mendalam. Sebuah pesan moral, bagaimana kita harus bisa menepati segala janji yang telah kita ucapkan. Pesanan moral ini sangat pas apabila diterapkan pada saat kondisi sekarang ini. Kondisi bagaimana orang yang mudah mengabaikan janji yang telah diucapkan. Selain itu kita juga diajarkan bagaimana menjalin hubungan yang “sehat” sesuai dengan kaidah agama. Pesan tentang hal tersebut dapat dilihat dari dialog-dialog yang disampaikan oleh Raka selama film ini diputar

Dengan menggunakan skala 1 – 10, film ini pantas untuk diberikan nilai tujuh. Film ini sangat cocok untuk dinikmati bersama keluarga. Terlebih untuk pasangan muda yang sedang mempersiapkan pernikahan.


0 komentar:

Ngeblog With Mas Endhar © 2008 Por *Templates para Você*